Langsung ke konten utama

Rekayasa Alga untuk Membuat Bahan Bakar yang Lebih Baik dan Murah

Pada tahun 2009, sebuah pesawat Boeing 737 berhasil terbang dengan menggunakan bahan bakar campuran yang bersumber dari alga. Penerbangan berlangsung selama 90 menit mengelilingi teluk meksiko, hal ini memberi harapan suatu saat bahan bakar dari alga yang memiliki emisi karbon lebih rendah dibandingkan bensin dan solar standar dapat diproduksi secara massal untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Saat ini para ilmuan sedang berjuang dalam mencari cara untuk dapat memproses dan memproduksi bahan bakar bersumber dari alga dengan harga yang dapat berkompetisi dengan bahan bakar minyak bumi. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk terjadi dengan teknologi rekayasa genetik.

Cara paling sederhana dan mudah untuk membuat bahan bakar dari alga adalah dengan memeras alga untuk memperoleh minyak yang terkandung di dalamnya, kemudian dilakukan penyulingan. Hal ini dapat dipermudah dengan adanya teknologi rekayasa genetik. Contoh: umumnya alga yang tumbuh dalam keadaan “kelaparan” akan memperbanyak produksi lipidnya, namun dalam keadaan kelaparan tersebut pertumbuhannya menjadi terhambat, dari fenomena tersebut para ilmuan telah mengetahui bagaimana cara membatasi enzim yang berperan dalam memecah lipid pada alga, sehingga dilakukan suatu rekayasa genetik yang dapat menghasilkan alga yang dapat tumbuh dengan cepat namun tetap dapat mengakumulasi lipid dalam jumlah banyak.

Alga juga dapat digunakan untuk biomanufaktur: mikroalga dapat diprogram secara genetik untuk memproduksi molekul seperti lipid dan hidrokarbon untuk bahan bakar.

Saat ini teknologi rekayasa genetik pada alga lebih banyak diaplikasikan untuk membuat obat-obatan dan suplemen. Suatu saat jika haga minyak dunia semakin meningkat dan harga produksi minyak alga semakin menurun dan efisien hingga dapat bersaing dengan harga minyak dunia, maka kita dapat memproduksi secara massal bahan bakar dari alga yang bersifat lebih bersih dan menguntungkan.

Berikut adalah pengujian-pengujian bahan bakar dari alga yang sudah dilakukan terhadap kendaraan:

Januari 2008

Pertama kali dilakukan pengujian biodisel yang berasal dari alga sebagai bahan bakar kendaraan. Pengujian dilakukan oleh perusahaan Solazyme terhadap mobil Mercedes C320. 

April 2008


Dilakukan pengujian kendaraan dengan bahan bakar 100 persen biodiesel dari alga terhadap mobil Ford F450. Pengujian ini merupakan pengujian yang pertama kali dilakukan  terhadap kendaraan berat. Biodisel yang digunakan diproduksi oleh perusahaan Solazyme.

Januari 2009


Penggunaan bahan bakar jet yang berasal dari alga. Bahan bakar yang digunakan adalah campuran 50 persen biofuel dan 50 persen bahan bakar jet tradisional. Campuran ini dimasukkan ke dalam satu dari dua tangki bahan bakar yang ada. Pada campuran biofuel terdapat komponen yang berasal dari alga. Minyak alga yang digunakan berasal dari Sapphire Energy kemudian dilakukan penyulingan untuk memperoleh bahan bakar jet.

Januari 2009

Pada akhir Januari 2009, Perusahaan penerbangan Jepang melakukan pengujian terbang terhadap pesawat Boeing 747 menggunakan campuran 50 persen bahan bakar jet tradisional dan biofuel. Biofuel yang digunakan diperoleh dari Perusahaan Sapphire Energy.

September 2009

Campuran bensin dan biofuel alga diuji terhadap kendaraan Toyota Prius selama dua minggu dengan menempuh jarak 3.750 mil (6.035 Km). Biofuel alga yang digunakan berasal dari perusahaan Sapphire Energy.

Oktober 2010


Angkatan Laut Amerika Serikat melakukan pengujian bahan bakar campuran biodiesel alga dan solar (50:50) terhadap kapal Riverine Command di Norfolk, Virginia. Pengujian ini merupakan pengujian biodiesel alga pertama terhadap kapal militer. Biodisel yang digunakan berasal dari perusahaan Solazyme.

Juni 2011


Setelah berhasil melakukan pengujian terhadap kapal militer, angkatan laut Amerika Serikat kembali melakukan pengujian bahan bakar dari alga, kali ini adalah tehadap helicopter MH-60S Seahawk. Pengujian ini merupakan yang pertama kali dilakukan terhadapa kendaraan udara milik militer. Biodisel yang digunakan berasal dari perusahaan Solazyme.

November 2011


Perusahaan penerbangan United Airlines merupakan perusahaan penerbangan pertama yang membawa penumpang dengan menggunakan bahan bakar yang mengandung biofuel dari alga. Penerbangan dilakukan pada tanggal 7 November 2011 menggunakan pesawat Boeing 737-824 dari Bandara Internasional Huston menuju bandara internasional O’Hare di Chicago.

November 2011

Kapal laut milik angkatan laut Amerika, Paul H. Foster destroyer melakukan perjalanan selama 20 jam sepanjang teluk California dari San Diego menuju pelabuhan Hueneme. Perjalanan ini menghabiskan 20.000 galon biofuel berbasis alga.

Bagaimana dengan Indonesia?
Salah satu peneliti Indonesia yang melakukan penelitian untuk mengembangkan mikroalga sebagai sumber energi alternatif adalah Prof. Zeily Nurachman.
(http://www.itb.ac.id/news/4743.xhtml). Penelitian mengenai pengembangan mikroalga sebagai sumber energi alternatif ini perlu didukung baik pemerintah maupun masyarakat, sehingga ketika haga minyak dunia semakin meningkat dan cadangan minyak bumi mulai habis, Indonesia sudah memiliki teknologi yang siap untuk memproduksi minyak alga secara massal.

Publikasi mengenai penelitian mikroalga di Indonesia:

Sumber:
Discover Magazine_July/August_2015
http://allaboutalgae.com/fuel-tests/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spektrometri Massa - Prinsip Dasar

Aspek-aspek pada spektroskopi massa yang saling terkait Prinsip dasar spektrometri massa (MS) adalah: 1. Memperoleh ion baik dari senyawa organik maupun inorganik melalui metode ionisasi yang sesuai 2. Memisahkan ionberdasarkan perbandingan massa terhadap muatannya (m/z) 3. Deteksi secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan m/z dan kelimpahannya Ionisasi dapat dilakukan melalui: 1. Thermal 2. Medan listrik 3. Pemberian elektron, ion, atau foton Ion yang terbentuk dapat berupa: 1. Atom tunggal terionisasi 2. Clusters 3. Molekul 4. Fragmen MS terdiri dari: 1. Sumber ion ( ion source ) 2. Mass analyzer 3. Detektor Bagian-bagian instrumen spektrometri massa Sejak tahun 1990 an, MS dioperasikan melalui total data system control . Analisis dengan MS bersifat destruktif atau merusak sampel, namun jumlah sampel yang diperlukan sangat sedikit (< µ g). Spektrum Massa Spektrum massa menggambarkan intensitas sinyal (sumbu y) terhadap m/z (sumbu x). Posisi puncak menunjukkan m/z analit. Inten...

Spektrometri Massa - Sejarah

Instrumen pertama untuk memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan dibuat oleh Joseph John Thomson untuk memahami debit listrik pada gas untuk analisis muatan fasa gas dan elemen yang terlibat. Joseph John Thomson  Penelitiannya menyebabkan penemuan atom, isotop, dan dengan demikian diakui sebagai bapak spektrometri massa. Beberapa dekade selanjutnya, Francis William Aston mengembangkan teknik recolusioner sehingga dapat dilakukan karakterisasi atom dari berbagai elemen. Aston dianugerahi hadiah Noble Kimia pada 1922 . Francis William Aston  Instrumen yang dibuat oleh J. J. Thomson adalah spektograf parabola, menggunakan medan magnet dan listrik paralel untuk mencapai defleksi spesies ionik bergantung pada jenis muatan, muatan, dan massa. spektograf parabola buatan J. J. Thomson Ion-ion yang keluar dari sumber ion dilewatkan melalui collmator untuk membuat sinat yang kira-kira sejajar kemudian dikirim ke analyzer. Medan listrik kapasitor planar membelokkan ...

Down Syndrome

Sebagian besar kasus down syndrome disebabkan oleh kromosom 21 (kromosom terkecil pada manusia) yang tidak berpisah dengan baik saat pembentukan sel sperma atau sel telur, sehingga saat terjadi pembuahan, embrio akan memiliki ekstra kromosom 21 ( Gambar 1 ). Embrio yang membawa kromosom dalam jumlah ekstra akan mendapatkan produk berlebih dari gen yang diekspresikan oleh ekstra kromosom tersebut, sehingga dapat mengganggu kerja protein dan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Pada tahun 40-an, sebagian besar anak down syndrome tidak dapat mencapai usia remaja akibat masalah kesehatan yang rentan diderita, seperti congenital heart defects, immunodefisiensi, dan leukimia. Saat ini dengan penanganan kesehatan yang lebih baik, penderita down syndrome dapat mencapai usia hingga 60-an tahun. Penanganan kesehatan terhadap down syndrom diantaranya adalah pemberian antibiotik hingga operasi katup jantung. Saat ini, terapi yang dilakukan terhadap penderita down syndrome juga men...