Langsung ke konten utama

Pembuatan Larutan Bufer

Pembuatan Larutan Bufer

Larutan bufer berfungsi untuk mempertahankan pH larutan ketika ada penambahan asam, basa, maupun pengenceran. Larutan bufer sangat diperlukan dalam melakukan penelitian pada bidang biokimia karena sebagian besar molekul biokimia merupakan elektrolit lemah. Sifat ionik dari elektrolit lemah bergantung pada pH. Bufer diperlukan untuk menstabilkan sifat ionik tersebut selama penelitian berlangsung.

Larutan bufer mengandung campuran asam lemah dan basa konjugasinya. Basa konjugasi akan menetralkan penambahan ion hidrogen (senyawa asam) sedangkan asam lemah akan menetralkan penambahan ion hidroksida (senyawa basa) (Wilson dan Walker, 2010). Penyiapan larutan bufer dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Henderson Hesselbalch berikut:







Contoh: 
Bagaimana cara membuat 1 L bufer fosfat 0,1 M pH 7,1 jika diketahui pKa2 dari asam fosfat adalah 6,8 dan massa atom untuk Na, P dan O dalah 23, 31, dan 16?

Jawab:
Bufer fosfat akan memiliki kesetimbangan ionisasi sebagai berikut:
H2PO4- ↔ HPO42- + H+    pKa2 = 6,8
Kesetimbangan ionisasi tersebut dapat dibuat dengan mencampurkan senyawa natrium dihidrogen fosfat (NaH2PO4) dan dinatrium hidrogen fosfat (Na2HPO4). Dengan menggunakan persamaan Henderson-Hasselbalch maka diperoleh:


Karena total konsentrasi bufer yang diperlukan adalah 0,1M maka [HPO42-] yang diperlukan adalah 0,067 M dan [H2PO4-] yang diperlukan adalah 0,0333 M. Massa molekul Na2HPO4 dan NaH2PO4 adalah 142 dan 120, maka massa Na2HPO4 dan NaH2PO4 yang diperlukan adalah 9,46 g dan 4,00 g. Kedua senyawa dilarutkan terlebih dahulu dengan 800 mL akuades, kemudian ukur pH hingga 7,1 (Tepatkan pH dengan menggunakan HCl dan/atau NaOH). Setelah pH tepat 7,1; tambahkan akuades hingga volumenya 1 L.

Pustaka
Wilson K., & Walker, J. (2010). Principles and Techniques of Biochemistry and Molecular Biology (7th ed.). Cambridge University Press

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spektrometri Massa - Prinsip Dasar

Aspek-aspek pada spektroskopi massa yang saling terkait Prinsip dasar spektrometri massa (MS) adalah: 1. Memperoleh ion baik dari senyawa organik maupun inorganik melalui metode ionisasi yang sesuai 2. Memisahkan ionberdasarkan perbandingan massa terhadap muatannya (m/z) 3. Deteksi secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan m/z dan kelimpahannya Ionisasi dapat dilakukan melalui: 1. Thermal 2. Medan listrik 3. Pemberian elektron, ion, atau foton Ion yang terbentuk dapat berupa: 1. Atom tunggal terionisasi 2. Clusters 3. Molekul 4. Fragmen MS terdiri dari: 1. Sumber ion ( ion source ) 2. Mass analyzer 3. Detektor Bagian-bagian instrumen spektrometri massa Sejak tahun 1990 an, MS dioperasikan melalui total data system control . Analisis dengan MS bersifat destruktif atau merusak sampel, namun jumlah sampel yang diperlukan sangat sedikit (< µ g). Spektrum Massa Spektrum massa menggambarkan intensitas sinyal (sumbu y) terhadap m/z (sumbu x). Posisi puncak menunjukkan m/z analit. Inten...

Stem Cell Science

Stem Cell Science 1908 Alexander Maximov dari Rusia memberikan istilah ‘stem cell’ , terhadap prediksi keberadaan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang telah terspesialisasi pada tubuh. 1978 Gregor Prindull dan rekannya menemukan hematopoietic stem cells pada darah tali pusar.Hematopoietic stem cells adalah sell yang dapat berdiferenisasi menjadi semua jenis sel darah yang ada pada tubuh. 1998 Sebuah tim yang dipimpin oleh James Thomson di Universitas Wisconsin-Madison, USA, berhasi mengisolasi human embryonic stem cells, yaitu sel yang dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis sel. 2005 Para peneliti dari Universitas Kingston dan Universitas Illionis menemukan pluripotent stem cells padadarah tali pusat. 2007 Kazutoshi Takahashi and Shinya Yamanaka dari Universitas Kyoto, yang juga adalah peneliti dari Lab James Thomson, berhasil mengubah sel otot manusia menjadi pluripotent stem cells. 2013 Tim peneliti yang d...

Metode Penyimpanan Liver Sebelum Transplantasi

Hingga saat ini, prosedur standar untuk menangani liver/hati yang akan ditransplantasi adalah dengan menyimpannya dalam suhu dingin. Pada jurnal Nature, Narsalla et al , melaporkan hasil uji klinis yang membandingkan dua metode penyimpanan organ, yaitu: Metode pertama: penyimpanan liver dalam larutan preservasi dan suhu dingin (dalam es). Metode kedua: penyimpanan dalam mesin yang mengalirkan organ dengan darah yang mengandung nutris dan oksigen serta dikondisikan sesuai dengan suhu tubuh (37 ०C). Metode kedua disebut sebagai normothermic machine perfusion (NMP), teknik ini memungkinkan fungsi organ dapat dimonitor sebelum transplantasi. Terhadap 200 orang yang menerima transplantasi liver, secara acak dilakukan dua jenis metode penyimpanan liver sebelum transplantasi. Hasilnya adalah sebagai berikut: (a) Metode pertama, penyimpanan liver dalam es: pada metode ini terjadi penurunan ATP (adenosine triphosphate), peningkatan senyawa ROS (reactive oxygen species) y...