Langsung ke konten utama

10 Parameter Validasi10 Parameter Validasi


10 Parameter Validasi

1.     Robustness (ketahanan)
Ukuran kemampuan metode analisis untuk tidak terpengaruh oleh perubahan kecil seperti variasi yang sengaja dibuat dalam parameter metode analisis.


2.     Precision (presisi)
Ukuran kedekatan antara hasil pengujian yang diperoleh pada kondisi yang ditentukan.


3.     Trueness (akurasi)
Ukuran kedekatan antara nilai rata-rata yang diperoleh dari serangkaian hasil pengujian terhadap nilai referensi yang diterima.


4.     Uncertainty (ketidakpastian)
Parameter yang menunjukkan dispersi dari nilai-nilai yang berhubungan dengan pengukuran.


5.     Limits of quantification (limit kuantitas)
Konsentrasi analit tertinggi dan terendah yang menunjukkan dapat diukur dengan tingkat presisi dan akurasi yang dapat diterima.


6.     Dilutional linearity (linearitas pengenceran)
Menunjukkan bahwa sampel dengan konsentrasi diatas ULOQ (upper limit of quantification) dapat diencerkan ke konsentrasi dalam rentang kerja yang masih memberikan hasil yang dapat diandalkan.


7.     Parallelism
Akurasi relatif dari recovery pengujian pada matriks biologis atau matriks hasil pengenceran terhadap kalibrator dalam matriks pengganti


8.     Recovery
Respon detektor yang diperoleh dari jumlah analit yang ditambahkan dan diekstraksi dari matriks biologis, dibandingkan dengan respon detektor yang diperoleh untuk konsentrasi analit yang sebenarnya dalam pelarut.


9.     Selectivity (selektivitas)
Kemampuan metode untuk mengukur dan membedakan analit secara spesifik diantara komponen-komponen lain yang terdapat pada sampel.


10.  Sample stability
Kestabilan analit dalam matriks yang diberikan dalam kondisi tertentu pada jangka waktu tertentu.


Sumber:
Andreasson et al., 2015, A Practical Guide to Immunoassay Method Validation, frantiers in neurology, 6:79. 10.3389/fneur.2015.00179

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Spektrometri Massa - Prinsip Dasar

Aspek-aspek pada spektroskopi massa yang saling terkait Prinsip dasar spektrometri massa (MS) adalah: 1. Memperoleh ion baik dari senyawa organik maupun inorganik melalui metode ionisasi yang sesuai 2. Memisahkan ionberdasarkan perbandingan massa terhadap muatannya (m/z) 3. Deteksi secara kualitatif dan kuantitatif berdasarkan m/z dan kelimpahannya Ionisasi dapat dilakukan melalui: 1. Thermal 2. Medan listrik 3. Pemberian elektron, ion, atau foton Ion yang terbentuk dapat berupa: 1. Atom tunggal terionisasi 2. Clusters 3. Molekul 4. Fragmen MS terdiri dari: 1. Sumber ion ( ion source ) 2. Mass analyzer 3. Detektor Bagian-bagian instrumen spektrometri massa Sejak tahun 1990 an, MS dioperasikan melalui total data system control . Analisis dengan MS bersifat destruktif atau merusak sampel, namun jumlah sampel yang diperlukan sangat sedikit (< ยต g). Spektrum Massa Spektrum massa menggambarkan intensitas sinyal (sumbu y) terhadap m/z (sumbu x). Posisi puncak menunjukkan m/z analit. Inten...

Spektrometri Massa - Sejarah

Instrumen pertama untuk memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan dibuat oleh Joseph John Thomson untuk memahami debit listrik pada gas untuk analisis muatan fasa gas dan elemen yang terlibat. Joseph John Thomson  Penelitiannya menyebabkan penemuan atom, isotop, dan dengan demikian diakui sebagai bapak spektrometri massa. Beberapa dekade selanjutnya, Francis William Aston mengembangkan teknik recolusioner sehingga dapat dilakukan karakterisasi atom dari berbagai elemen. Aston dianugerahi hadiah Noble Kimia pada 1922 . Francis William Aston  Instrumen yang dibuat oleh J. J. Thomson adalah spektograf parabola, menggunakan medan magnet dan listrik paralel untuk mencapai defleksi spesies ionik bergantung pada jenis muatan, muatan, dan massa. spektograf parabola buatan J. J. Thomson Ion-ion yang keluar dari sumber ion dilewatkan melalui collmator untuk membuat sinat yang kira-kira sejajar kemudian dikirim ke analyzer. Medan listrik kapasitor planar membelokkan ...

Down Syndrome

Sebagian besar kasus down syndrome disebabkan oleh kromosom 21 (kromosom terkecil pada manusia) yang tidak berpisah dengan baik saat pembentukan sel sperma atau sel telur, sehingga saat terjadi pembuahan, embrio akan memiliki ekstra kromosom 21 ( Gambar 1 ). Embrio yang membawa kromosom dalam jumlah ekstra akan mendapatkan produk berlebih dari gen yang diekspresikan oleh ekstra kromosom tersebut, sehingga dapat mengganggu kerja protein dan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Pada tahun 40-an, sebagian besar anak down syndrome tidak dapat mencapai usia remaja akibat masalah kesehatan yang rentan diderita, seperti congenital heart defects, immunodefisiensi, dan leukimia. Saat ini dengan penanganan kesehatan yang lebih baik, penderita down syndrome dapat mencapai usia hingga 60-an tahun. Penanganan kesehatan terhadap down syndrom diantaranya adalah pemberian antibiotik hingga operasi katup jantung. Saat ini, terapi yang dilakukan terhadap penderita down syndrome juga men...