Langsung ke konten utama

Metode Pemisahan

Banyak jenis metode pemisahan untuk melakukan pemurnian. Metode pemisahan  yang digunakan bergantung pada sifat fisik dari masing-masing senyawa yang terdapat pada campuran. Berikut adalah bebrapa jenis metode pemisahan:

1.       Kristalisasi

Prinsip:
Berdasarkan perbedaan kelarutan terhadap suatu pelarut organik.
Contoh:
Kristalisasi gula (yang mengandung pengotor berupa beberapa jenis garam) dilakukan dengan mengaduk gula dalam etanol panas pada 75 ᵒC. Kristal gula dapat larut, sedangkan garam tidak.

2.       Sublimasi

Prinsip:
Beberapa jenis senyawa dapat berubah dari fasa padat menjadi fasa gas tanpa melalui fasa cair. Senyawa dapat tersublimasi dapat dipisahkan dari senyawa pengotor yang tidak dapat menyublim pada suhu dan tekanan tertentu.
Contoh:
Pemisahan Iodin dari natrium klorida (iodin akan menyublim, sedangkan natrium klorida tidak)
Pemurnian senywa naftalen, asam benzoat, antracene, dll

3.       Destilasi atau Penyulingan

Prinsip:
Pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih minimal 20 ᵒC.
Contoh:
Pemisahan heksana (titik didih 69 ᵒC) dengan toluen (titik didih 111 ᵒC)
Pemisahan kloroform (titik didih 61 ᵒC) dengan anilin (titik didih 184 ᵒC)

4.       Destilasi Bertingkat

Prinsip:
Pemisahan campuran yang memiliki perbedaan titik didik yang tidak terlalu besar.
Contoh:
Pemisahan minyak bumi menjadi bensin, kerosin, solar, oli, dll

5.       Destilasi Uap

Prinsip:
Pemisahan campuran yang memiliki sifat mudah menguap, tidak larut dalam air, memiliki tekanan uap 10–15 mmHg, dan senyawa pengotornya tidak mudah menguap
Contoh:
Pemisahan alanin dari campuran alanin-air
Pemurnian minyak-minyak esensial, o-nitrofenol, bromobenzen, nitrobenzen, dll

6.       Ekstraksi

Prinsip:
Pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan dalam dua sistem pelarut
Contoh:
Campuran asam benzoat dan air dapat dipisahkan dengan menggunakan larutan benzene

7.       Kromatografi

Tipe Kromatografi
Fasa gerak/Fasa diam
Kromatografi kolom
Cair/Padat
Kromatografi lapis tipis
Cair/Padat
Kromatografi cair kinerja tinggi
Cair/Padat
Kromatografi gas
Gas/Cair
Kromatografi partisi atau kromatografi kertas
Cair/Cair
      Prinsip:
Pemisahan berdasarkan perbedaan migrasi terhadap dua fasa berbeda (fasa gerak dan fasa diam)

            a.       Kromatografi Kolom

            Campuran dipisahkan dengan dilewatkan terhadap tabung yang mengandung adsorbent.
            Contoh:
            Pemisahan capuran naftalen dan benzophenone

            b.      Kromatografi Lapis Tipis  

            Campuran dipisahkan denga dilewatkan plat kaca yang mengandung adsorbent.
            Contoh: 
           Pemisahan asam amino. Asam amino dapat dideteksi dengan menyemprotkan larutan                          ninhidrin

            c.     Kromatografi Kertas

          Kertas kromatografi mengandung air yang terperangkap diantaranya. Air tersebut kemudian                akan bertindak sebagai fasa diam.
          Contoh:
          Pemisahan gula dengan asam amino

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rekayasa Alga untuk Membuat Bahan Bakar yang Lebih Baik dan Murah

Pada tahun 2009, sebuah pesawat Boeing 737 berhasil terbang dengan menggunakan bahan bakar campuran yang bersumber dari alga. Penerbangan berlangsung selama 90 menit mengelilingi teluk meksiko, hal ini memberi harapan suatu saat bahan bakar dari alga yang memiliki emisi karbon lebih rendah dibandingkan bensin dan solar standar dapat diproduksi secara massal untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Saat ini para ilmuan sedang berjuang dalam mencari cara untuk dapat memproses dan memproduksi bahan bakar bersumber dari alga dengan harga yang dapat berkompetisi dengan bahan bakar minyak bumi. Hal tersebut sangat memungkinkan untuk terjadi dengan teknologi rekayasa genetik. Cara paling sederhana dan mudah untuk membuat bahan bakar dari alga adalah dengan memeras alga untuk memperoleh minyak yang terkandung di dalamnya, kemudian dilakukan penyulingan. Hal ini dapat dipermudah dengan adanya teknologi rekayasa genetik. Contoh: umumnya alga yang tumbuh dalam keadaan “kelaparan” akan memperb

Tahap penyembuhan luka

Tahap-tahap dalam penyembuhan luka adalah sebagai berikut: 1. Hemostasis   Hemostasis adalah tahap awal , terjadi beberapa detik atau beberapa menit setelah luka .  Platelet memproduksi pembeku darah , mencegah hilangnya darah dan masuknya mikroorganisme .  Disamping platelet, dilepaskan juga bermacam sitokin , hormon , dan kemokin (PDGF, TGF-b, EGF, dan FFGF) yang diperlukan untuk aktivasi fasa penyembuhan selanjutnya .  2. Peradangan/inflamasi Pada tahap kedua daerah luka mengalami inflamasi .  Sel imun yang datang pertama adalah neutrofil , dalam 24 jam setelah luka .  Neutrofil mensintesis protease dan senyawa antimikroba seperti reactive oxygen species   (ROS) yang menginisiasi apoptosis.  Kedua produk tersebut menarik perhatian makrofag dan limposit . Keduanya menelan dan mencerna sisa-sisa matriks dan serpihan sel serta mikroorganisme , mencegah infeksi .  Pada tahap ini , daerah yang rusak telah dibersihkan .